Selain menjaga kesehatan fisik, kesehatan emosional idealnya juga dipelihara. Salah satu caranya adalah dengan meluapkan kemarahan sesekali. Ketimbang dipendam saja, sebaiknya emosi yang tertahan dibiarkan merembes keluar agar tidak terjadi ledakan.
Para ilmuwan menemukan bahwa meluapkan kemarahan bisa meningkatkan aliran darah ke bagian otak yang berkaitan dengan rasa bahagia. Dalam penelitian yang dilakukan para ahli dari Spanyol diketahui bahwa belahan otak sebelah kiri (hemisfer) lebih terstimulasi saat seseorang sedang marah.
Dr Neus Herrero dari University of Valencia, Spanyol, yang mengetuai penelitian ini, mengatakan, bagian frontalis kiri otak berkaitan dengan emosi yang positif, sedangkan di bagian kanan berhubungan dengan emosi negatif. "Perubahan aktivitas otak juga terjadi, terutama di bagian frontalis dan lobus temporalis," katanya.
Belahan otak terbagi menjadi empat lobus, yang mengendalikan berbagai aktivitas berbeda. Lobus frontalis (di belakang dahi) pada masing-masing belahan mengatur aktivitas seperti berbicara dan berpikir abstrak.
Sementara itu, lobus temporalis yaitu bagian yang membantu kita bisa mendengar dan mengartikan bunyi serta bertanggung jawab atas memori.
Marah juga memiliki manfaat positif lain, yakni memicu perubahan dalam tubuh yang berfungsi mengontrol kerja jantung dan hormon. Dari hasil pemeriksaan kepada 30 responden diketahui, saat marah terjadi penurunan hormon kortisol dan peningkatan level testosteron.
Akan tetapi, Herro mengingatkan efek negatif dari marah, yakni naiknya tekanan darah. Karena itu, marah akan menjadi luapan emosi yang wajar ketika kita berhasil meluapkannya sesuai dengan porsinya.
sumber : http://kesehatan.kompas.com/read/2010/06/04/14483615/Marah.Itu.Sehat..Loh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar