Rabu, 31 Maret 2010

Mengenal Permainan Engklek

Permainan engklek ( dalam bahasa Jawa ) merupakan permainan tradisional lompat – lompatan pada bidang – bidang datar yang digambar diatas tanah, dengan membuat gambar kotak - kotak kemudian melompat dengan satu kaki dari kotak satu kekotak berikutnya. Permainan engklek biasa dimainkan oleh 2 sampai 5 anak perempuan dan dilakukan di halaman. Namun, sebelum kita memulai permainan ini kita harus mengambar kotak-kotak dipelataran semen, aspal atau tanah, menggambar 5 segi empat dempet vertikal kemudian di sebelah kanan dan kiri diberi lagi sebuah segi empat
Permainan ini mempunyai banyak nama atau istilah lain. Ada yang menyebutnya teklek ciplak gunung, demprak dan masih banyak lagi. Istilah yang disebutkan memang beragam, tetapi permainan yang dimainkan tetap sama. Permainan ini dapat ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia, baik di Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi dengan nama yang berbeda – beda tentunya. Terdapat dugaan bahwa nama permainan ini berasal dari '' zondag-maandag '' yang berasal dari Belanda dan menyebar ke nusantara pada jaman kolonial, walaupun dugaan tersebut adalah pendapat sementara.
Cara bermainanya sederhana saja, cukup melompat menggunakan satu kaki disetiap petak - petak yang telah digambarkan sebelumnya di tanah. Untuk dapat bermain setiap anak harus mempunyai kereweng atau gacuk yang biasanya berupa pecahan genting, keramik lantai atau pun batu yang datar. Kreweng/gacuk dilempar kesalah satu petak yang tergambar di tanah, petak yang ada gacuknya tidak boleh diinjak/ditempati oleh setiap pemain, jadi para pemain harus melompat ke petak berikutnya dengan satu kaki mengelilingi petak – petak yang ada. Saat melemparkannya tidak boleh melebihi kotak yang telah disediakan jika melebihi maka dinyatakan gugur dan diganti dengan pemain selanjutnya Pemain yang menyelesaikan satu putaran terlebih dahulu melemparkan gacuk dengan cara membelakangi engkleknya, jika pas pada petak yang dikehendaki maka petak itu akan menjadi “sawah”nya, artinya dipetak tersebut pemain yang bersangkutan dapat menginjak petak tersebut dengan dua kaki, sementara pemain lain tidak boleh menginjak petak itu selama permainan. Peserta yang memiliki “sawah” paling banyak adalah pemenangnya. Pemainan ini sangat seru karena bisanya paling sering kesalahan yang dilakukan adalah saat kita melempar gacuk tapi tidak pas dikotaknya atau meleset dari tempatnya.
Manfaat yang diperoleh dari permainan engklek ini adalah:
1. Kemampuan fisik anak menjadi kuat karena dalam permainan engklek anak di haruskan untuk melompat – lompat.
2. Mengasah kemampuan bersosialisasi dengan orang lain dan mengajarkan kebersamaan.
3. Dapat menaati aturan – aturan permainan yang telah disepakati bersama.
4. Mengembangkan kecerdasan logika anak. Permainan engklek melatih anak untuk berhitung dan menentukan langkah-langkah yang harus dilewatinya
5. Anak menjadi lebih kreatif. Permainan tradisional biasanya dibuat langsung oleh para pemainnya. Mereka menggunakan barang-barang, benda-benda, atau tumbuhan yang ada di sekitar para pemain. Hal itu mendorong mereka untuk lebih kreatif menciptakan alat-alat permainan.

Berbagai Macam Manfaat Dari Permainan Lompat Karet

Permainan lompat tali adalah permainan yang menyerupai tali yang disusun dari karet gelang, ini merupakan permainan yang terbilang sangat populer sekitar tahun 70-an sampai 80-an, menjadi favorit saat “keluar main” di sekolah dan setelah mandi sore di rumah. Sederhana tapi bermanfaat, bisa dijadikan sarana bermain sekaligus olahraga. Tali yang digunakan terbuat dari jalinan karet gelang yang banyak terdapat di sekitar kita. Cara bermainnya bisa dilakukan perorangan atau kelompok, jika hanya bermain seorang diri biasanya anak akan mengikatkan tali pada tiang atau apa pun yang memungkinkan lalu melompatinya. Jika bermain secara berkelompok biasanya melibatkan minimal tiga anak, dua anak akan memegang ujung tali; satu dibagian kiri, satu lagi dibagian kanan, sementara anak yang lainnya mendapat giliran untuk melompati tali. Tali direntangkan dengan ketinggian bergradasi, dari paling rendah hingga paling tinggi. Yang pandai melompat tinggi, dialah yang keluar sebagai pemenang. Sementara yang kalah akan berganti posisi menjadi pemegang tali. Permainan secara soliter bisa juga dengan cara skipping, yaitu memegang kedua ujung tali kemudian mengayunkannya melewati kepala sampai kaki sambil melompatinya.
Sebenarnya permainan lompat tali karet sudah bisa dimainkan semenjak anak usia TK ( sekitar 4 – 5 tahun ) karena motorik kasar mereka telah siap, apalagi bermain lompat tali dapat menjawab keingintahuan mereka akan rasanya melompat. Tapi umumnya permainan ini memang baru populer di usia sekolah ( sekitar 6 tahun ). Jenis permainan lompat tali terbagi menjadi dua : Lompat kaki yang bersifat santai dan yang bersifat sport / olahraga. Lompat tali yang santai biasanya dimainkan oleh anak perempuan sedangkan yang sport / olahraga dimainkan oleh anak laki – laki. Dengan kata lain, permainan lompat tali tersebut bisa dimainkan oleh laki – laki maupun perempuan tanpa memandang gender.
Ternyata bermain lompat tali karet mempunyai banyak manfaat untuk anak – anak, diantaranya adalah :
1. Motorik kasar
Main lompat tali merupakan suatu kegiatan yang baik bagi tubuh. Secara fisik anak jadi lebih terampil, karena bisa belajar cara dan teknik melompat yang dalam permainan ini memang memerlukan keterampilan sendiri. Lama- lama, bila sering dilakukan, anak dapat tumbuh menjadi cekatan, tangkas dan dinamis. Otot-ototnya pun padat dan berisi, kuat serta terlatih. Selain melatih fisik, mainan ini juga bisa membuat anak – anak mahir melompat tinggi dan mengembangkan kecerdasan kinestetik anak. Lompat tali juga dapat membantu mengurangi obesitas pada anak.

2. Emosi
Untuk melakukan suatu lompatan dengan ketinggian tertentu dibutuhkan keberanian dari anak. Berarti, secara emosi ia dituntut untuk membuat suatu keputusan besar, mau melakukan tindakan melompat atau tidak. Dan juga saat bermain, anak – anak akan melepaskan emosinya. Mereka berteriak, tertawa dan bergerak.
3. Ketelitian dan Akurasi
Anak juga belajar melihat suatu ketepatan dan ketelitian. Misalnya, bagaimana ketika tali diayunkan, ia dapat melompat sedemikian rupa sehingga tidak sampai terjerat tali dengan berusaha mengikuti ritme ayunan. Semakin cepat gerak ayunan tali, semakin cepat ia harus melompat.
4. Sosialisasi
Untuk bermain tali secara berkelompok, anak membutuhkan teman yang berarti memberi kesempatannya untuk bersosialisasi sehingga ia terbiasa dan nyaman dalam kelompok. Ia dapat belajar berempati, bergiliran, menaati aturan dan yang lainnya.
5. Intelektual
Saat melakukan lompatan, terkadang anak perlu berhitung secara matematis agar lompatannya sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan dalam aturan permainan. Umpamanya, anak harus melakukan lima kali lompatan saat tali diayunkan, bila lebih atau kurang ia harus gantian menjadi pemegang tali. Anak juga secara tidak langsung belajar dengan cara melihat dari teman – temannya agar bisa mahir dalam melakukan permainan tersebut.
6. Moral
Dalam permainan tradisional mengenal konsep menang atau kalah. Namun, menang atau kalah tidak menjadikan para pemainnya bertengkar, mereka belajar untuk bersikap sportif dalam setiap permainan. Dan juga tidak ada yang unggul, karena setiap orang punya kelebihan masing – masing untuk setiap permainan, hal tersebut meminimalisir ego di diri anak – anak.

Ternyata Bermain Kelereng Banyak Manfaatnya

Kelereng adalah mainan kecil berbentuk bulat yang terbuat dari kaca atau tanah liat. Ukuran kelereng sangat bermacam-macam, umumnya ½ inci (1.25 cm) dari ujung ke ujung. Kelereng dapat dimainkan sebagai permainan anak dan dikoleksi untuk tujuan nostalgia atau karena warnanya yang estetik. Permainan kelereng ini efektif dimainkan oleh anak – anak sekolah dasar umur 7 tahun.
Orang Betawi menyebut kelereng dengan nama gundu. Orang Jawa neker. Di Sunda kaleci. Palembang ekar. Banjar kleker. Ternyata, kelereng juga punya sejarah. Sejak abad ke-12, di Prancis, kelereng disebut dengan bille, artinya bola kecil. Lain halnya di Belanda, kelereng dikenal dengan nama knikkers. Di Inggris ada istilah marbles untuk menyebut kelereng. Marbles sendiri digunakan untuk menyebut kelereng terbuat dari marmer yang didatangkan dari Jerman. Namun, jauh sebelumnya anak-anak di Inggris telah akrab menyebutnya dengan bowls atau knikkers. Kelereng populer di Inggris dan negara Eropa lain sejak abad ke-16 hingga 19. Setelah itu baru menyebar ke Amerika. Bahan pembuatnya adalah tanah liat dan diproduksi besar-besaran.
Ada lagi sejarah kelereng yang lebih tua yang terdapat di peradaban Mesir kuno pada tahun 300 SM. Kelereng terbuat dari batu atau tanah liat. Kelereng tertua koleksi The British Museum di London berasal dari tahun 2000-1700 SM. Kelereng tersebut ditemukan di Kreta pada situs Minoan of Petsofa. Pada masa Rowami, permainan Kelereng juga sudah dimainkan secara luas. Bahkan, menjadi salah satu bagian dari festival Saturnalia, yang diadakan saat menjelang perayaaan Natal. Saat itu semua orang saling memberikan sekantung biji-bijian yang berfungsi sebagai kelereng tanda persahabatan.
Salah satu cara bermain kelereng yang lebih populer adalah mengambar lingkaran kecil di tanah. Semua pemain menaruh sebiji kelereng dalam lingkaran. Lalu masing-masing pemain menaruh kelereng sampai di luar lingkaran. Pemain yang kelerengnya paling jauh dari lingkaran berhak main dulu. Dia harus mencoba memakai kelereng yang ada di luar lingkaran sebagai “Striker” untuk memukul kelereng dalam lingkaran sampai keluar lingkaran. Kalau dia berhasil melakukan ini dia berhak untuk menyimpannya. Kelereng “Striker” ini juga harus tinggal di dalam lingkaran. Kalau tidak, pemilik akan kehilangan kelereng ini. Jika pemain berhasil mengeluarkan sebiji kelereng lawannya dari lingkaran, dia bisa meneruskan pemainnya dan mengeluarkan kelereng “Striker” lawan yang lain. Kalau dia berhasil memukul “Striker” lawan, dia berhak untuk mengambil kelereng itu dan lawannya tidak dapat bermain lagi. Tapi kalau dia tidak berhasil, dia kalah dan pemain berikutnya bisa mulai bermain. Sebaiknya melakukan permainan kelereng itu di tanah yang agak berpasir.

Manfaat yang di dapat anak dari bermain kelereng adalah :
1. Mengatur Emosi (Relaks)
Bermain kelereng sangat menyenangkan bagi anak. Kesenangan inilah yang memunculkan unsur relaks yang membantu anak keluar sebentar dari rutinitasnya sehari-hari untuk "me-recharge" kembali baterai energinya. Bila energinya sudah kembali penuh, tentu baik sebagai persiapan menghadapi hal-hal yang serius, seperti belajar.
2. Melatih Kemampuan Motorik
Kegiatan-kegiatan dalam permainan ini, seperti melempar dan menyentil kelereng, dapat melatih keterampilan motorik halus dan kasar di usia sekolah. Makin baik kemampuan motorik, koordinasi visual dan konsentrasinya maka anak pun semakin mahir untuk menembakkan kelereng-kelerengnya.
3. Melatih Kemampuan Berfikir (kognitif)
Kemampuan berpikir anak ikut dirangsang dalam permainan ini. Misalnya, jika ia ingin memenangkan permainan maka harus memecahkan masalah dan menggunakan strategi dengan menggunakan teknik-teknik tertentu.
4. Kemampuan Berkompetensi
Keberhasilan anak menjalani suatu teknik yang lantas memperoleh tanggapan dari para lawan nya merupakan hadiah tersendiri bagi anak. Adanya perasaan bersaing di usia sekolah sangat penting untuk membentuk perasaan harga diri.
5. Kemampuan Sosial ( Menjalin Pertemanan)
Yang paling penting dari kegiatan bermain adalah bagaimana anak mampu menjalin pertemanan dengan kawan mainnya. Jangan lupa, hubungan pertemanan akan memberi kesempatan pada anak untuk mempelajari konteks sosial yang lebih luas. Misal, ia jadi belajar bekerja sama, belajar mengatasi konflik ketika terjadi pertengkaran pada saat bermain dengan temannya, serta belajar mengomunikasikan keinginan dan pikirannya.
6. Bersikap Jujur
Anak juga punya kesempatan mengembangkan karakter dan kepribadian yang positif ketika bermain, seperti pentingnya kejujuran dan fairness. Kecintaannya pada nilai-nilai yang benar merupakan landasan dalam menjalin hubungan dengan orang lain di masa yang akan datang.

Mencoba Memahami Biaya Produksi Minimal

Biaya produksi adalah semua pengeluaran perusahaan untuk memperoleh faktorfaktor produksi yang akan digunakan untuk menghasilkan barang-barang produksi oleh perusahaan tersebut. Biaya produksi atau operasional dalam sistem industri memainkan peran yang sangat penting, karena ia menciptakan keunggulan kompetitif dalam persaingan antar industri dalam pasar global. Hal ini disebabkan proporsi biaya produksi dapat mencapai sekitar 70% – 90% dari biaya total penjualan secara keseluruhan, sehingga reduksi biaya produksi melalui peningkatan efisiensi akan membuat harga jual yang ditetapkan oleh produsen menjadi lebih kompetitif. Untuk analisis biaya produksi perlu diperhatikan dua jangka waktu,yaitu :
1. jangka panjang, yaitu jangka waktu di mana semua faktor produksi dapat mengalami perubahan dan
2. jangka pendek, yaitu jangka waktu dimana sebagian faktor produksi dapat berubah dan sebagian lainnya tidak dapat berubah. Dalam bab ini hanya dibahas biaya produksi jangka pendek.
Biaya produksi dapat dibedakan ke dalam dua macam, yaitu :
1. Biaya tetap (fixedcost) dan
2. Biaya variabel (variable cost). Dalam analisis biaya produksi perlu memperhatikan(1) biaya produksi rata-rata : yang meliputi biaya produksi total rata-rata, biaya produksi tetap rata-rata, dan biaya variabel rata-rata ; dan (2) biaya produksi marjinal, yaitu tambahan biaya produksi yang harus dikeluarkan untuk menambah satu unit produksi.
Jadi, dari segi sifat biaya dalam hubungannya dengan tingkat output, biaya produksi dapat dibagi ke dalam:
(1) Biaya Total ( Total Cost = TC) . Biaya total adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produksi.
TC = TFC + TVC
Dimana TFC = total fixed cost; dan TVC = total variable cost.
(2) Biaya Tetap Total (total fixed cost = TFC). Biaya tetap total adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi yang tidak dapat berubah jumlahnya. Sebagai contoh : biaya pembelian mesin, membangun bangunan pabrik, membangun prasarana jalan menuju pabrik, dan sebagainya.
(3) Biaya Variabel Total (total variable cost = TVC). Biaya variabel total adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi variabel.
Beberapa strategi pengendalian biaya produksi dapat menggunakan skenario berikut :

>> Pertama, biaya harus dipandang sebagai keuntungan potensial (potential profit), bukan sekedar pengeluaran atau ongkos produksi yang memang harus dikeluarkan. dengan demikian reduksi biaya produksi melalui peningkatan efisiensi akan meningkatkan keuntungan.
>> Setelah persepsi tentang biaya produksi diatas berubah, manajemen harus melaksanakan aktivitas produksi bernilai tambah (bukan sekedar mengubah input menjadi output) dengan jalan berproduksi pada biaya produksi yang minimum. Dengan cara ini perusahaan akan meningkatkan daya saing melalui strategi penetapan harga (pricing strategy) yang kompetitif di pasar.
>> Keunggulan kompetitif produk dipasar akan meningkatkan pangsa pasar (market share) yang berarti akan meningkatkan penerimaan total (TR) dari penjualan produk itu.
>> Strategi reduksi biaya produksi dan penetapan harga produk yang kompetitif dipasar akan meningkatkan keuntungan perusahaan, karena keuntungan perusahaan adalah benefit antara TR dan Total Cost (TC).
>> Dengan demikian strategi di atas harus dilakukan melalui skenario 1). melaksanakan aktivitas produksi pada tingkat biaya produksi minimum, 2). Menetapkan harga produk yang kompetitif di pasar, 3). memperluas pangsa pasar (market share) melalui keunggulan kompetitif (meningkatkan daya saing terus menerus), 4). memperoleh penerimaan total (TR) yang terus meningkat, 5). memperoleh keuntungan (net benefit) yang terus meningkat, 6). meningkatkan kesejahteraan bagi stakeholders

Kesimpulan berkaitan dengan teori biaya produksi

1. Biaya tetap total (TFC) tidak bergantung pada kuantitas output (Q), sedangkan biaya variabe total bergantung pada kuantitas output (Q)
2. Biaya tetap rata-rata (AFC) menurun secara kontinyu sampai mendekati garis horisontal, karena AFC = TFC / Q.
3. Kurva AVC menurun mencapai minimum untuk kemudian mengalami peningkatan karena AVC = TVC / Q.
4. Total Cost (TC) merupakan penjumlahan dari biaya TFC dan TVC karena TC = TFC + TVC.
5. ATC mula-mula akan turun kemudian akan meningkat karena ATC = TC / Q.
6. SMC mula-mula menurun mencapai minimum pada kuantitas output tertentu dan kemudian akan naik (catatan biasanya SMC akan selalu memotong kurva AVC) karena SMC = dTC / dQ (baca d=delta)
7. Jika SMC < AVC, maka AVC menurun, Jika SMC>AVC maka AVC meningkat dan jika SMC = AVC maka AVC minimum
8. Jika SMCATC maka ATC meningkat dan jika SMC = ATC, maka ATC minimum.

Referensi saya ambil dari http://kiky09.student.umm.ac.id/2010/01/29/konsep-biaya-produksi/

Memahami Arti Fungsi Produksi

Sebelum membahas tentang fungsi produksi,perlu diketahui beberapa bagian yang mendukung fungsi produksi tersebut . Bagian produksi adalah suatu bagian yang ada pada perusahaan yang bertugas untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang diperlukan bagi terselenggaranya proses produksi. Dengan mengatur kegiatan itu maka diharapkan proses produksi akan berjalan lancar dan hasil produksi pun akan bermutu tinggi sehingga dapat diterima oleh masyarakat pemakainya. Bagian produksi dalam menjalankan tugasnya tidaklah sendirian akan tetapi bersama-sama dengan bagian-bagian lain seperti bagian pemasaran, bagian keuangan serta bagian akuntansi. Oleh karena itu haruslah diadakan koordinasi kerja agar semua bagian dapat berjalan seiring dan seirama dan dapat dihindarkan benturan – benturan kepentingan antar bagian dalam perusahaan.
Tanpa adanya perencanaan yang matang, pengaturan yang bagus serta pengawasan akan mengakibatkan jeleknya hasil produksi. Di samping hasil produksi yang harus bagus kwalitasnya juga harus di pikirkan pula agar jangan sampai terjadi hasil produksi bagus tapi ongkos yang diperlukan untuk keperluan itu terlalu besar. Biaya produksi yang terlalu tinggi akan berakibat harga pokok produksinya menjadi besar dan hal ini akan mengakibatkan tingginya harga jual produk, sehingga akan tidak terjangkau oleh konsumen. Inilah yang merupakan tugas dari bagian produksi. Tugas-tugas tersebut akan dapat terlaksana dengan baik dengan mengacu pada pedoman kerja tertentu. Pedoman kerja yang harus menjadi arah kerja bagi bagian produksi dapat dirumuskan dalam empat hal yaitu :
1. Tepat Jumlah
2. Tepat Mutu
3. Tepat Waktu
4. Tepat Ongkos/Harga
Jumlah produk yang dihasilkan haruslah direncanakan dengan baik agar tidak terlalu banyak maupun terlalu sedikit. Bila produksi terlalu banyak tentu saja akan mengakibatkan bertumpuknya hasil produksi di gudang. Hal ini akanmengakibatkan disamping barang tersebut akan mengalami kerusakan dalam penyimpanannya, maka penumpukan tersebut berarti banyak modal yang tertanam dalam barang jadi itu berhenti dan menjadi kurang efektif.
Dengan pedoman pada empat hal tersebut maka bagian produksi akan dapat mencapai sasarannya dengan baik. Keempat hal tersebut dapat dikenal dengan mudah sebagai “empat tepat”.
Adapun tugas tersebut secara garis besarnya dapat kita bagi menjadi beberapa macam yaitu :
1. Perenganaan Produk
2. Perencanaan Luas Produksi
3. Perencanaan Lokasi Pabrik
4. Perencanaan Layout Mesin-mesin Pabrik
5. Perencanaan Bahan Baku
6. Pengaturan Tenaga Kerja
7. Pengawasan Kwalitas

PERENCANAAN PRODUK
Proses produksi akan menghasilkan produk. Produk yang dihasilkan dapat berupa barang yaitu benda yang berwujud akan tetapi dapat pula berupa benda yang tak berujud yang sering disebut jasa. Barang atau benda yang berujud misalnya meja kursi, alat tulis, sepeda, sepeda motor, mobil dan sebagainya. Sedangkan produk yang berupa jasa misalnya jasa kecantikan, jasa kesehatan, jasa keuangan, jasa penanggungan risiko, jasa pendidikan dan sebagainya. Baik barang maupun jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan harus direncanakan dengan baik agar produk yang diciptakan itu nanti dapat bermutu tinggi., ongkos produksi murah, dan cocok dengan selera konsumen pemakainya. Produk yang dapat memenuhi syarat tersebut di atas akan menjadi andalan pengusaha agar mampu untuk meningkatkan perkembangan usahanya. Produk yang tidak memenuhi syarat itu justru akan menjadi beban perusahaan menjadi semakin tinggi sehingga akan menggangu pertumbuhan usahanya. Oleh karena itu maka pengusaha haruslah memikirkan mengenai MUTU PRODUK yang akan diproduksinya. Mutu suatu produk akan tergantu dari berbagai aspek terutama desainya. Dengan perencanaan terhadap desain produk yang baik maka dapat kita harapkan bahwa produk kita akan dapat diterima oleh konsumen dan dengan demikian akan dapat menopang perkembangannya. Untuk merencanakan disain atau mutu produk kita perlu mengetahui bahwa produk itu terdiri dari berbagai atribut. Misalnya produk yang berupa “KARPET” misalnya. Produk karpet terdiri dari tiga atribut utama yaitu :
- Kehalusan setuhannya
- Ketebalan bulunya
- Keserasian warnanya
PERENCANAAN LUAS PRODUKSI
Perencanaan luas produksi merupakan masalah penentuan terhadap berapa banyak jumlah volume produksi yang harus dihasilkannya dalam periode atau tahun tertentu. Masalah ini sering disebut sebagai penentuan target produksi. Berapa target produksi untuk tahun yang akan dating merupakan persoalan yang harus di terapkan oleh manajer produksi. Dengan target itulah maka rencana ataupun program-program produksi seperti pengadaan bahan, tenaga kerja, bahan pembantu, peralatan-peralatan yang diperlukan beserta prosesnya pun akan dapat direncanakan dengan lebih cermat. Untuk keperluan itulah maka luas produksi perlu ditentukan terlebih dahulu. Untuk menentukan luas atau target produksi itu maka tentu saja akan banyak factor yang perlu diperhatikan. Factor-faktor tersebut akan mempengaruhi dan menentukan besar kecilnya target produksi kita. Adapun factor – factor penentu produksi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bahan baku yang tersedia
2. Tersedianya tenaga kerja (ahli) yang diperlukan
3. Dana yang diperlukan untuk pembiayaan
4. Besarnya potensi pasar yang terbuka
Suatu model yang dapat kita pergunakan untuk menganalisa ini adalah apa yang sering disebut sebagai analisa “Titik Pulang Pokok” atau “Titik Impas” atau “Break Even Point” yang sering disebut “BEP”. Analisa BEP ini akan menggambarkan kondisi perongkosan produksi serta hasil yang diperoleh dari produksi itu. Dalam hal ini kita harus membedakan perongkosan produksi itu menjadi ongkos tetap dan ongkos variable.
Ongkos tetap adalah ongkos yang tidak berubah besarnya meskipun volume produksi bertambah. Ongkos ini akan tetap saja besarnya meskipun volume produksi diturunkan maupun dinaikkan. Biaya jenis ini adalah biaya yang pada umumnya ditentukan atas dasar waktu atau periode.
Biaya variable adalah biaya yang besarnya selalu mengikuti dan tergantung dari besar kecilnya volume produksi. Setiap volume produksi bertambah maka biaya itu pun akan ikut bertambah pula besarnya. Sebaliknya bila kita mengurangi biaya itupun akan berkurang pula. Yang akan selalu merupakan biaya variable ini adalah biaya bahan baku. Biaya bahan baku tentu saja akan selalu mengikuti jumlah yang diproduksi. Hanya saja dalam hal ini variabilitasnya bisa berbda-beda. Ada biaya variable yang progresif, degresif serta proposional. Progresif berarti kenaikannya cepat, degresif berarti kenaikannya semakin menurun sedangkan proposional berart kenaikannya selalu sama. Biaya variable progresif akan menunjukkan garis melengkung ke atas, degresif akan lengkung ke bawah sedangkan proposional akanmerupakan garis lurus. Dalam hal ini biaya variable kita naggap proposional.

Keterangan :
V = Total Biaya Variabel
v = Biaya Variabel per unit
q = Jumlah produksi
keua biaya variable diatas akan membentuk menjadi biaya total yang harus ditanggung oleh pengusaha. Penjumlahan dari kedua ongkos itu akan menghasilkan biaya total atau “Total Cost”.
Apabila grafik Total Biaya kita gabungkan secara bersama-sama dengan grafik total hasil maka akan terlihat keadaan perongkosan serta hasil segara bersama-sama sekaligus. Dari penggabungan tersebut maka akan dapat diketahui perpotongan antar garis total ongkos dengan total hasil. Dalam titik itu karena hasil yang diperoleh hanya dapat menutup biaya-biayanya maka titik itulah yang disebut sebagai titik impas atau titik pulang pokok atau BEP.
Proses berikutnya dalam penentuan luas produksi adalah kita hubungkan dengan besarnya kapasitas mesin yang tersedia, bahan baku yang tersedia, serta permintaan yang diproyeksi untuk tahun yang diproduksi kita.

Selasa, 23 Maret 2010

ELASTISITAS DAN MACAM-MACAM BESARAN ELASTISITAS

Elastisitas Harga Permintaan
Elastisitas harga permintaan mengukur seberapa banyak permintaan barang dan jasa (konsumsi) berubah ketika harganya berubah. Elastisitas permintaan ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas kuantitas yang diminta sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.
Koefisien Elastisitas Permintaan
Perhitungan koefisien elastisitas permintaan dengan menggunakan metode mid point adalah sebagai berikut :
Ed = % perubahan kuantitas diminta / % perubahan harga,
atau
Keterangan :
ED = Elastisitas permintaan
Q2 = Kuantitas permintaan setelah perubahan
Q1 = Kuantitas permintaan awal
P2 = Harga setelah perubahan
P1 = Harga awal
Dalam perhitungan koefisien elastisitas ini, angka minus tidak perlu ditulis karena kita telah mengetahui bahwa antara harga dan permintaan berslope negatif. Artinya, kenaikan harga akan menurunkan permintaan, dan sebaliknya (hukum permintaan).Elastisitas permintaan memiliki hubungan negatif (arahnya berbalikan), yaitu ketika harga naik permintaan akan turun, vice versa.
Jenis-jenis Elastisitas Permintaan
Ada lima jenis elastisitas permintaan :
1. Permintaan tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan demikian, kurvanya berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal ini berarti bahwa berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa tetap tidak berubah. Contoh barang yang permintaannya tidak elastis sempurna adalah tanah (meskipun harganya naik terus, kuantitas yang tersedia tetap terbatas), lukisan milik pelukis yang telah meninggal (berapapun harga yang ditawar atas lukisan, pelukis tersebut tidak akan mampu menambah kuantitas lukisannya), dan contoh lainnya yang sejenis.
2. Permintaan tidak elastis : elastisitas < 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan < dari prosentase perubahan harga. Contoh permintaan tidak elastis ini dapat dilihat diantaranya pada produk kebutuhan. Misalnya beras, meskipun harganya naik, orang akan tetap membutuhkan konsumsi beras sebagai makanan pokok. Karenanya, meskipun mungkin dapat dihemat penggunaannya, namun cenderung tidakakan sebesar kenaikan harga yang terjadi. Sebaliknya pula, jika harga beras turun konsumen tidak akan menambah konsumsinya sebesar penurunan harga. Ini karena konsumsi beras memiliki keterbatasan (misalnya rasa kenyang). Contoh lainnya yang sejenis adalah bensin. Jika harga bensin naik, tingkat penurunan penggunaannya biasanya tidak sebesar tingkat kenaikan harganya. Ini karena kita tetap membutuhkan bensin untuk bepergian. Sama halnya, ketika harganya turun, kita juga tidak mungkin bepergian terus menerus demi menikmati penurunan harga tersebut. Karakteristik produk yang seperti ini mengakibatkan permintaan menjadi tidak elastis.
3. Permintaan uniter elastis : elastisitas = 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan = prosentase perubahan harga. Contoh produk yang elastisitasnya uniter tidak dapat disebutkan secara spesifik. Jenis permintaan ini sebenarnya lebih sebagai pembatas antara permintaan elastis dan tidak elastis, sehingga belum tentu ada produk yang dapat dikatakan memiliki permintaan uniter elastis.
4. Permintaan elastis : elastisitas > 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan > prosentase perubahan harga. Ini sering terjadi pada produk yang mudah dicari substitusinya. Misalnya saja pakaian, makanan ringan, dan lain sebagainya. Ketika harganya naik, konsumen akan dengan mudah menemukan barang penggantinya.
5. Permintaan elastis sempurna : elastisitas tak terhingga. Dimana pada suatu harga tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada di pasar. Namun, kenaikan harga sedikit saja akan menjatuhkan permintaan menjadi 0. Dengan demikian, kurvanya berbentuk horisontal. Contoh produk yang permintaannya bersifat tidak elastis sempurna diantaranya barang/jasa yang bersifat komoditi, yaitu barang/jasa yang memiliki karakteristik dan fungsi sama meskipun dijual di tempat yang berbeda atau diproduksi oleh produsen yang berbeda. Dengan demikian, secara nalar barang/jasa tersebut seharusnya memiliki harga yang sama pula. Misalnya saja paperclip dan pen tinta biasa (seperti pen merek S dan P yang rata-rata berharga 1000-1500). Jika kita pergi ke supermarket untuk membeli paperclip, misalnya, kita cenderung tidak akan memperhatikan perbedaan merek. Satu-satunya yang sering kita jadikan bahan perbandingan adalah harga, dimana kita akan membeli paperclip yang harganya paling murah (atau pada harga rata-rata yang diterima pasar). Akibatnya, bagi perusahaan yang menjual paperclip diatas harga rata-rata, permintaan akan barangnya akan turun ke nol. Ini karena semua paperclip, meskipun harganya berbeda-beda, memberikan fungsi yang sama.

PERILAKU KONSUMEN

Teori Perilaku Konsumen

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali, maka dia disebut pengecer atau distributor. Pada masa sekarang ini bukan suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen adalah raja sebenarnya, oleh karena itu produsen yang memiliki prinsip holistic marketing sudah seharusnya memperhatikan semua yang menjadi hak - hak konsumen.
Dalam melakukan kegiatan konsumsinya, perilaku konsumen dituntun oleh tujuannya untuk memperoleh kepuasan. Terdapat beberapa pendekatan permintaan individu yaitu :

Ada 2 cara pendekatan yaitu :
1.Pendekatan Cardinal
2.Pendekatan Ordinal

1. Pendekatan kardinal , asumsi dasarnya:

a.Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur, util
b.Makin banyak barang dikonsumsi makin besar kepuasan
c.Terjadi hukum The law of deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasan setiap satu satuan. Setiap tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap unit tambahan konsumsi semakin kecil. ( Mula – mula kepuasan akan naik sampai dengan titik tertentu atau saturation point tambahan kepuasan akan semakin turun ). Hukum ini menyebabkan terjadinya Downward sloping MU curva. Tingkat kepuasan yang semakin menurun ini dikenal dengan hukum Gossen.
d.Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 unit barang bisa dihargai dengan uang, sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar mahal, sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan konsumen redah maka dia hanya akan mau membayar dengan harga murah.
Pendekatan kardinal biasa disebut sebagai Daya guna marginal
Asumsi seorang konsumen
1.Konsumen harus rasional yaitu menginginkan kepuasan maksimal.
2.Konsumen punya preferensi jelas akan barang dan jasa
3.Terdapat kendala anggaran

Cara untuk maksimisasi daya guna total konsumen adalah :
MUa = MUb = MUx
Pa Pb Px
Dan menggunakan kendala anggaran
I = APa + BPb + ……+ XPx



2. Pendekatan Ordinal

Mendasarkan pada asumsi bahwa kepuasan tidak bisa dikuantitatifkan dan antara satu konsumen dengan konsumen yang lain akan mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda dalam mengkonsumsi barang dalam jumlah dan jenis yang sama. Oleh karena itu kemudian muncul pendekatan ordinary yang menunjukkan tingkat kepuasan mengkonsumsi barang dalam model kurva indifferent. Pendekatan ordinal berdasarkan pembandingan sesuatu barang dengan barang yang lain, lalu memberikan urutan dari hasil pembandingan tersebut. Contoh penggunaan metode ordinal antara lain dalam suatu lomba atau kejuaraan, pengukuran indeks prestasi dan pengukuran yang sifatnya kualitatatif misalnya bagus, sangat bagus, paling bagus.
Dalam teori perilaku konsumen dengan pendekatan ordinal asumsi dasar seorang konsumen adalah :
1.Konsumen rasional, mempunyai skala preferensi dan mampu merangking kebutuhan yang dimilikinya
2.Kepuasan konsumen dapat diurutkan, ordering
3.Konsumen lebih menyukai yang lebih banyak dibandingkan lebih sedikit, artinya semakin banyak barang yang dikonsumsi menunjukkan semakin tingginya tingkat kepuasan yang dimilikinya.
Pendekatan ordinal membutuhkan tolok ukur pembanding yang disebut dengan indeferent kurve. Kurva Indeferent adalah Kurva yang menghubungkan titik – titik kombinasi 2 macam barang yang ingin dikonsumsi oleh seorang individu pada tingkat kepuasan yang sama.
Ciri – ciri kurva Indiferent
1.Berlereng/ slope negatif. Hal ini menunjukkan apabila dia ingin mengkonsumsi barang X lebih banyak maka harus mengorbankan konsumsi terhadap barang Y
2.Cembung ke titik Origin ( Convex ) . Derajat penggantian antar barang konsumsi semakin menurun. Hal ini masih berkaitan dengan hukum Gossen, di mana apabila pada titik tertentu semakin banyak mengkonsumsi barang X akan mengakibatkan kehilangan atas barang X tidak begitu berarti dan sebaliknya atas barang Y
3.Tidak saling berpotongan. Ini berakitan dengan asumsi bahwa masing – masing kurva indiferent menunjukkan tingkat kepuasan yang sama. Dengan pengertian apabila A = B dan A = C maka otomatis C = B padahal yang terjadi tidak demikian.
4.Semakin ke kanan menunjukkan tingkat kepuasan yang semakin tinggi. Ketika kurva bergeser ke kanan akan menunjukkan kombinasi barang X dan Y yang bisa dikonsumsi oleh seseorang semakin banyak. Hal inilah yang menyebabkan semakin bertambahnya kepuasan dengan pergeseran kurva ke kanan.

PENENTUAN HARGA KESEIMBANGAN

Dalam ilmu ekonomi, harga keseimbangan atau harga ekuilibrium adalah harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.



Penentuan harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan dalam keadaan
keseimbangan dapat dilakukan melalui tiga cara :

1. Tabel (angka)
2. Grafik (kurve)
3. Matematik

Untuk menentukan keadaan keseimbangan pasar kita dapat menggabungkan tabel permintaan dan tabel penawaran menjadi tabel permintaan dan penawaran.
Keadaan keseimbangan pasar dapat ditentukan dengan menggabungkan kurve permintaan dan kurve penawaran menjadi kurve permintaan dan penawaran.
Keadaan keseimbangan dapat pula ditentukan secara matematik, yaitu dengan memecahkan persamaan permintaan dan persamaan penawaran secara serentak atau simultan.

HUKUM PERMINTAAN DAN PENAWARAN

A. Permintaan

Permintaan adalah : kesanggupan pembeli untuk membeli berbagai jumlah produk pada berbagai kemungkinan tingkat harga dalam waktu yang sama.

Hukum Permintaan

Hukum permintaan berbunyi : jumlah produk yang diminta berbanding terbalik dengan harga, artinya : jika harga barang naik maka jumlah permintaannya akan turun dan sebaliknya. Tentu saja kondisi di atas bersifat ceteris paribus artinya semua faktor yang mempengaruhi berlakunya hukum permintaan dianggap tetap.

Kurva Permintaan
Kurva Permintaan adalah kurva yang menunjukkan hubungan berbagai jumlah barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen pada berbagai tingkat harga. Kurva ini akan menghubungkan titik-titik koordinat pada sumbu harga (sumbu Y) dengan sumbu jumlah barang (sumbu X).
Kurva permintaan akan bergerak dari kiri atas ke kanan bawah, maksudnya apabila harga mengalami penurunan, maka jumlah barang dan jasa yang diminta akan mengalami kenaikan.


Faktor – factor yang Mempengaruhi Permintaan

Faktor – faktor yang menyebabkan keadaan ( hukum permintaan tak berlaku ) tidak menjadi ceteris paribus dan mempengaruhi permintaan masyarakat adalah :
1. Selera masyarakat
2. Jumlah pendapatan
3. Intensitas kebutuhan
4. Adanya barang Substitusi
5. Banyaknya konsumen akan produk yang bersangkutan

Permintaan dapat dibedakan menjadi :
1. Permintaan absolut : permintaan yang harus dipenuhi tanpa mempertimbangkan kemampuan
2. Permintaan potensial : permintaan yang disertai dengan kemampuan membeli
3. Permintaan efektif : permintaan yang benar – benar dilaksanakan



Analisis Matematis
Analisi ini berguna untuk menggambar dan memperhitungkan harga dan jumlah permintaan secara lebih rasional matematis. Adapun hal – hal yang harus diperhatikan adalah :

1. Fungsi permintaan dituliskan : Qd = a – b. P
Qd = jumlah barang yang diminta
a = konstanta
b = gradien garis
P = harga barang

2. Rumus persamaan garis melalui dua titik yaitu

P – P1 Q – Q1
P2 – P1 Q2 – Q1


B. Penawaran

Penawaran (supply) adalah jumlah barang dan jasa yang dijual pada berbagai tingkat harga pada waktu dan tempat tertentu


Hukum Penawaran

Menyatakan semakin tinggi tingkat harga suatu barang akan semakin banyak jumlah barang yang ditawarkan , dengan anggapan cateris paribus
Kurva Penawaran
Kurva penawaran adalah kurva yang menunjukkan hubungan berbagai jumlah barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen pada berbagai tingkat harga. Kurva ini akan menghubungkan titik-titik koordinat pada sumbu harga (sumbu Y) dengan sumbu jumlah barang (sumbu X).
Kurva penawaran bergerak dari kiri bawah ke kanan atas, artinya apabila harga naik maka jumlah barang yang ditawarkan ikut mengalami kenaikan.
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Penawaran
Faktor – faktor yang menyebabkan hukum penawaran tak berlaku atau keadaan menjadi tak ceteris paribus lagi adalah :
1. Kemampuan produsen untuk berproduksi
2. Ekspektasi
3. Ketersediaan factor Produksi
4. Banyaknya perusahaan
5. Jumlah permintaan yang dihadapi perusahaan

Analisis Matematis

Analisi ini berguna untuk menggambar dan memperhitungkan harga dan jumlah penawaran. Adapun hal – hal yang harus diperhatikan adalah :
1. Fungsi penawaran dituliskan : Qs = - a + b. P
Qs = jumlah barang yang ditawarkan
a = konstanta
b = gradien garis
P = harga barang
2. Rumus persamaan garis melalui dua titik yaitu
P – P1 Q – Q1
P2 – P1 Q2 – Q1